Selasa, 10 Mei 2011

Tangis Untuk Adikku

KATA-KATA BIJAK
Ada satu hal yang tetap lebih penting bagi perkembangan ilmu pengetahuan melebihi metode-metode cemerlang,yakni kemauan keras untuk menemukan kebenaran apapun itu.
Aku dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil.Hari demi hari,orang tuaku membajak tanah kering,kuning,dan punggung mereka menghadap ke langit.Aku mempunyai seorang adik,Tiga tahun lebih mudah dariku.Yang mencitai lebih dari pada saya mencintainya.

Suatu ketika,untuk membeli sebuah sapu tangan yang mana semua gadis di sekelilingku kelihatannya membawanya,saya mencuri lima pulu sen dari laci ayah saya.ayah segerah menyadarinya.Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok,dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.
Siapa yang mencuri uang itu? Beliau bertanya.Aku terpaku,terlalu takut untuk berbicara.Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku.Jadi beliau mengatakan.Baiklah,kalau begitu,kalian layak di pukuli.
dia mengangkat tongkat bambu tinggi-tinggi,Tiba-tiba adikku mencekeram tanganya dan berkata ayah,aku yang melakukannya.
tongkat panjang itu mengantam punggung adikku bertubi-tubi.ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai belia kehabisan napas.Sesudahnya,beliau duduk diatas ranjang batu bata dan kami dan memarahinya,kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang.hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? kamu layak di pukul sampai mati kamu pencuri tidak tahu malu.
Malam itu,ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami.tubuh penuh dengan luka,tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun,Di pertengahan malam itu,saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung.Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilku dan berkata,kak,jangan menangis lagi sekarang.Semuanya sudah terjadi.
Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku.Bertahun-tahun telah lewat,tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin.aku tidak pernah masih kelihatan seperti baru kemarin,aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku.waktu itu adikku berusia 8tahun.aku berusia 11.
Ketika adikku berada pada tahuan terakhirnya di SMP,ia lulus untuk masuk ke SMA Di pusat kabubaten.Pada saat yang sama.saya di terima untuk masuk ke sebuah universitas provinsi,malam itu ayah berjongkok di halaman.mengisap rokok tembakaunya,bungkus demi bungkus.Saya mendengarnya berenggut,kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik,hasil yang begitu baik,ibu mengusap air matanya yang menghalir dan menghela napas,apa gunanya? bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?
saat itu juga adikku berjalan keluar kehadapan ayah dan berkata,ayah saya tidak mau melanjutkkan sekolah lagi,telah cukup membaca banyak buku.
ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya,mengapa kau mempunyai jiwa begitu keparat,lemahnya?
bahkan jika berhenti saya mesti menangis di jalanan saya akan menyekolahkanmu kamu berdua sampai selesai!
Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjami uang,Aku mengulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak,dan berkata,seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya,kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.aku,sebaliknya telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.
siapa sangka ke esokan harinya,sebelum subuh datang,adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering.Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas dia atas bantalku,kak masuk ke universitas tidaklah mudah,saya akan pergi mencari mencari kejr dan mengirim uang.
aku memegang kertas tersebit di atas tempat tidurku,dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang.Tahun itu adikku berusia 17 tahun,aku 20
Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun,dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi,aku akhirnya sampai ke tahun ketia,Suatu hari,aku sedang belajar di kamarku,ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan "ada seorang penduduk dusun menunggumu diluar sana!
Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? aku berjalan keluar,dan melihat adikku dari jauh.Aku menanyakannya,Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?
Dia menjawab tersenyum,lihat bagaimana penampilanku.Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu?.apa mereka tidak akan menertawakanmu?
aku merasa terenyuh,dan air mata memenuhi mataku.aku menyapa debu-debu dari adikku semuanya,dan tersekat-sekat dalam kata-kataku,aku tidak peduli omongan siapapun!kamu adalah adikku apapun juga! kamu adalah adikku bagaimanapun penampilanmu.
dari saku ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu.ia mengeluarkannya kepadaku,dan terus menjjelaskannya,saya melihat semua gadis kota memakainya,jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.
saya tidak dapat menahan diri lebih lama lagi,aku menarik adikku kedalam pelukanku dan menangis-menangis.Tahun itu,ia berusia 20 dan saya 30.
Kali pertama saya membawa pacarku ke rumah,kaca jendela yang pecah telah diganti.dan kelihatan bersih di mana-mana.Setelah pacarku pulang,aku manari seperti gadis kecil di depan ibuku.Bu,Ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita,tetapi katanya,sambil tersenyum,itu adalah adikmu yang pulang awal untuk membersihkan rumah ini.Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya?ia terluka ketika memasang kaca jendela baru.
Aku masuk ke dalam ruang kecil adikku.Melihat mukanya yang kurus,seratus jarum terasa manusukku.Aku mengoleskabn sedikit saleb pada lukanya dan membalut lukanya,apakah sakit,saya menanyakannya.
Tidak,tidak sakit,kamu tahu,ketika saya bekerja di lokasi konsktruksi,batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu.bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan "ditengah kalimat itu ia berhenti.aku membalikkan tubuhku memunggunnyamdana air mata mengalir deras turun kewajahku.Tahun itu a dikku aku berusia 26.
ketika aku menikah,aku tinggal dikota,Banyak kali suamiku dan mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami,tetepi mereka tidak pernah mau.Mereka mengatakan,sekali meninggalkan dusun,mereka tidak akan tahu harus mengerjakan apa.Adikku tidak setuju,mengatakan "kak, jagalah mertuamu saja,saya akan menjaga ibu dan aya disini.
suamiku menjadi direktur pabriknya.kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manager pada departemen pemeliharaan.Tetapi adikku menolak tawaran tersebut ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.
suatu hari,adikku di atas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kebel,ketika ia mendapatkan sengatan listrikmdan masuk rumah sakit.Suamiku dan aku pergi menjenguknya.Melihat gips putih pada kakinya,saya menggerutu,Mengapa kamu menolak menjadi manager? saya tidak akan pernag harus melakukan suatu berbahaya seperti ini,Lihat kamu sekarang,luka begitu serius.Mengapa kamu tidak mendengar kami sebelumnya.
Dengan tampang yang serius pada wajahnya,ia membela keputusan,Pikirkan kakak ipar ia baru saja jadi direktur,dan saya hampir tidak berpendidikan,Jika saya menjadi manager seperti itu,berita sperti apa yang akan dikirimkan?
Mata suamiku di penuhi air mata,dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah,"Tapi kamu kurang pendidikan juga karena sayak
Mengapa membicarakan masa lalu? adikku menggenggam tanganku,Tahun itu dia berusia 26 dan saya 29
Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu,Dalam acara pernikahannya,pembawa cara perayaan itu bertanya kepadanya,siapa yang paling kamu hormati dan kamu kasihi?Tanpa bahkan berpikir ia menjawab,'kakakku".
Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.ketika saya pergi sekolah dasar SDmia berada pada dusun berbeda.Setiap hari kakaku dan saya berjalan seama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang kerumah.Suatu harimsaya kehilangan satu dari sarung tanganku.kakakku memberikan satu dari kepunyaanya.ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu.ketika kami tiba di rumah,tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak mendapatkan memegang sumpitnya.sejak hari itu juga,saya bersumpah,selama saya masih hidup,saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya."
kata-kata itu begitu susah kuucapkan keluar bibirku,Dalam hidupku,orang yang paling aku berterima kasih adalah adikku.dan dalam kesempatan yang
paling berbahagia ini,di depan kerumunan perayaan ini,air mata bercucuran turun dari wajahku seperti di sungai.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar